Daisy Wu merupakan nama pena dari DesiWulandari, lahir di Parepare, 19 Agustus 1992. Alumni Pendidikan Bahasa Inggrisdi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kota Parepare ini menyukai dunia tulis menulis sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Selain aktif menulis, juga aktif di bidang kesenian terutama seni Teater. Karya-karyanya yang telahterbit antara lain: "Mappatuju, Teror in the School" (Novel, Lokamedia, 2017); "Devilsister" (Novel); antologi bersama "Season in Fiction Jillid 2" (Kumcer, Bintang Pelangi, 2015); "Benarkah Menantuku Parakang" (Kumcer, Sampan Institute, 2017); dan "Belajar Memecah Kenangan" (Puisi, Penebar Media Pustaka Jogja, 2017).

Buku Sebatang Aster dan Sepucuk Surat Merah Muda ini merupakan kumpulan cerita pendek yang sebagian besar bertema horor dan thriller. Sayangnya, Daisy Wu meninggal sebulan setelah terbitnya “anak” rohaninya ini.

Jika benar itu adalah cinta, mengapa harus ada yang terluka?

Apakah setiap cinta harus menyisakan luka?

Atau,cinta itu sendiri sebenarnya adalah luka?

(Sebatang Aster dan Sepucuk Surat Merah Muda)