Kumpulan cerpen Muliadi G.F. yang kedua ini memang lebih ringan dari kumpulan cerpennya terdahulu Cerita dari Negeri Siput. Ringan maksudnya, bukan karena cerpennya pendek-pendek dan menyerupai esai atau dalam istilah sastra (Inggris) sering disebut short-short story, tetapi materi ceritanya memang merupakan hal-hal sepele, hal-hal yang terjadi sehari-hari dan tidak kita sadari karena berada di luar kreativitas penciptaan. Hal-hal yang sederhana itu yang oleh kesadaran intuitifnya dipungut Muliadi G.F. dan diramunya menjadi bahan cerita pendek yang memukau. Betapa seringnya kita melihat pohon yang tumbuh di dekat rumah tetapi kita tidak pernah memperhatikan keadaan yang terjadi pada pohon itu. Tapi Muliadi G.F. bukan hanya memperhatikan, malah ia memasukkan pohon itu ke dalam “dirinya” melalui personifikasi-personifikasi yang indah. Juga betapa sering kita mengendarai “pete-pete” (oplet) semasa masih kuliah dulu tapi kita tidak pernah memperhatikan secara detail hal-hal yang terjadi dalam sebuah oplet tua selama dalam perjalanan seperti pada cerpen “Partam-Gunsar” pada kumpulan cerpen ini, misalnya.

(BadaruddinAmir, Sastrawan).