Disperpus dan Sampan Institute Sukses Gelar Peluncuran Buku "Kappala Luttu"
Kategori : Reportase
Penulis : Sampan
Editor : Tim SI
Disperpus dan Sampan Institute Sukses Gelar Peluncuran Buku "Kappala Luttu"


Rabu, 6 Maret 2024, mulai pukul 16.00, Sampan Institute menggelar peluncuran buku terbitan terbaru mereka berjudul "Kappala Luttu: Habibie Der Junge Von Bugis" karya Ibrah La Iman. Kegiatan ini dilaksanakan di Perpustakaan Panrita Kota Parepare Lt. 1. 

Kepala Dinas Perpustakaan (Disperpus), Drs. H. Ahmad, M. Si., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya mengenai kegiatan ini. Ia berharap Disperpus dapat terus berkolaborasi dengan berbagai komunitas, baik untuk peningkatan pelayanan maupun dalam pengembangan program perpustakaan. 

"Segala gerakan yang berkaitan dengan keliterasian penting untuk disuport oleh perpustakaan. Baik itu yang bersifat kajian, kepenulisan maupun kesenian. Apalagi, gerakan yang identik dengan hal tersebut gencar-gencarnya dilakukan oleh berbagai komunitas di Kota Parepare," katanya..

Novel "Kappala Luttu: Habibie Der Junge Von Bugis" mengisahkan kehidupan seorang anak kecil yang terinspirasi dari masa kecil Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie. Ibrah La Iman, sengaja meminjam nama presiden ke-3 republik ini sebagai nama tokoh utamanya: Habibie, untuk memberikan kesan kedekatan kepada para pembaca, yang sejauh ini hanya dapat membayangkan kehidupan masa kecil salah satu tokoh dunia tersebut. 


Habibie (tokoh rekaan) Ibrah La Iman, dikisahkan lahir di Parepare dengan sekelumit tanda-tanda yang memungkinkan para pembaca dapat berfantasi. Berawal dari tanda-tanda kelahiran inilah, dan ditempa dengan dinamika sejarah dan kebudayaan Bugis, Habibie kemudian tumbuh dan memiiki cita-cita ingin membuat pesawat, serta memengaruhi perkembangan kognitif, spiritual, dan akhlaknya.

Kegiatan peluncuran buku ini dihadiri sekitar ratusan orang, yang terdiri dari penggiat literasi, Beberapa orang diberi kesempatan menyampaikan pertanyaan, kesan, dan kritiknya mengenai karya Ibrah La Iman, salah satunya oleh penyair Tri Astoto Kodarie. Ia menyampaikan bahwa, "Ibrah La Iman merupakan dokumentator yang telaten. Ketika membaca buku ini, kita cukup mendapat gambaran mengenai suasana kota dan kehidupan sosial masa kanak-kanak sekitar tahun 1930-an." 

"Sasaran pembaca saya sebetulnya adalah kalangan remaja tetapi, kenyataannya  para pembaca buku ini sebagian besar berasal dari kalangan mahasiswa dan orang tua," ungkap Ibrah, menjawab pertanyaan salah seorang penanya.

Selain membahas buku, perherlatan peluncuran buku ini juga diramaikan oleh penampilan musisi Faiz Pailintan. Ia bahkan membuat lagu berjudul" Angkat Wajahmu" sebagai bentuk apresiasi merayakan buku karya Ibrah La Iman ini. 


Kegiatan berakhir menjelang azan magrib. Kegiatan ditutup dengan penerbangan pesawat kertas secara beramai-ramai yang  sebelumnya telah ditulisi mimpi-mimpi atau harapan masing-masing orang. Ada yang berharap menikah tahun ini. []